Sabtu, 03 Januari 2009

Kenapa banyak kasus mutilasi?

Ada postingan di salah satu milist saya ikuti, yaitu tentang mutilasi. Cukup menarik untuk dibahas...

Ini berdasarkan pendapat saya (bukan ahli kriminalog loh, hehehehehehe, yudistira/ penulis red.), cara mutilasi ini mulai terjadi ketika terinspirasi oleh pelaku mutilasi yang pertama (sya lupa siapa pelaku yang melakukan mutilasi pertama,). Hal ini dilakukan dengan dua alasan, alasan pertama adalah untuk memudahkan si pembunuh yang mungkin awalnya dia khilaf lalu ketika dia melihat korbannya sudah tewas ya dipotong-potong aja sekalian agar mudah dibuang. Bayangkan aja ketika mayat yang utuh dibuang pasti memberatkan si pelaku kalau dipotong beberapa bagian jadi lebih ringan dan mudah.

Alasan kedua, untuk menghilangkan identitas korban atau dengan kata lain untuk menyusahkan pihak polisi untuk mengidentifiksai korban. Lihat saja kasus mutilasi, polisi agak kewalahan dalam mengecek identitas korban. Ada pelaku yang lebih sadis lagi, membuang bagian tubuh korbannya di tempat yang berbeda.

Oleh karena itu, banyak pelaku mutilasi terinspirasi melakukannya dikarenakan dua alasan itu. Untuk latar belakang kenapa harus membunuh, banyak motif yang terjadi. Contohnya riyan (pacar noval) pelaku mutilasi serta telah membunuh lebih dari lima korban sampai polisi salah tangkap pelaku, dia melakukan pembunuhan dikarenakan ada kelainan kejiwaan (indikasi psikopat). Ada lagi sekitar beberapa bulan yang lalu, seorang istri dimutilasi oleh suaminya dengan motif suami malu karena istrinya selalu minta-minta kepada orang lain. Ada lagi seorang istri memutilasi suaminya (saya lupa kejadian ini kapan, tapi waktunya hampir berdekatan dengan kasus sebelum kalimat ini) dengan motif "pembalasan" kekerasan rumah tangga.

Sebenarnya yang menjadi perhatian kita adalah kenapa banyak kasus pembunuhan yang terjadi di Indonesia .Sedangkan mutilasi ini hanyalah salah satu metode pembunuhan saja (kenapa sih jarang melakukan pembunuhan terhadap Munir? Lihat ajak indikasi otak pelakunya, Muchdi pr. red., divonis bebas alias tidak terbukti salah oleh majelis hakim). Setelah saya perhatikan, bukan hanya masalah ekonomi saja yang menjadi motif pembunuhan tetapi juga masalah yang sederhana saja bisa menjadikan kasus pembunuhan.

Ada akar yang lebih dalam lagi dari semua cabang motif pembunuhan ini yaitu ketepurukan moral hubungan antara manusia di tengah masyarakat kita. Menurut saya ini yang menjadi "PR" besar buat kita. Kasus seperti pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, tindak kekerasan di rumah tangga, dll merupakan buah dari kepurukan moral yang terjadi. Kepurukan moral terjadi dikarenakan norma yang ada di tengah masyarakat tidak dijalankan dengan baik. Kapan mulai kepurukan moral ini terjadi?? Terus terang saya juga tidak tahu jawabannya. Tapi ada yang menjadi solusi dari permasalahan ini yaitu pendidikan. Pendidikan yang dimaksud bukan hanya pendidikan formal saja, tetapi juga pendidikan nonformal. Kita lihat saja kata dasar dari pendidikan adalah didik. Pengertian didik dari kamus besar bahasa Indonesia:

di·dik
v, men·di·dik v memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran: seorang ibu wajib ~ anaknya baik-baik;

Jadi teman-teman perpika sudah mengertikan maksud dari pendidikan yang saya maksud? Satu hal lagi, sebenarnya lingkungan keluarga merupakan komponen yang paling berperan terhadap pendidikan anak bukan di sekolah. Oleh karena itu, untuk memperbaiki kepurukan moral yang terjadi dimulai dari memperbaiki keadaan pendidikan keluarga alias membuat lingkungan yang harmonis di keluarga. Sebelum membuat lingkungan yang baik di keluarga, sebaiknya kita harus memperbaiki diri dulu, intinya mulai dari diri kita sendiri. Mungkin efek dari solusi ini akan terasa pada generasi seterusnya. Menurut saya ini tidak masalah karena sejarah yang kita buat akan menciptakan keadaan yang lebih baik.....

5 komentar:

Anonim mengatakan...

kenapa banyak kasus mutilasi?mungkin karena sekarang banyak manusia yang tidak ber-Tuhan.yang menyelesaikan masalah dengan cara membunuh...udah ga ada lagi tuh pengamalan PPKn dimana manusia harus saling bertenggang rasa, toleransi, saling menghormati, dll.tapi intinya...moral manusia makin anjlok

wah...makin berat aja tantangan menjaga diri dan keluarga di zaman ini...apalagi mendidik anak....

Anonim mengatakan...

kenapa ngebahas nama saya bang?
heheehe...

-yang punya nama didik-

Yudistira mengatakan...

@anonim
oh...ini didik toh....

Anonim mengatakan...

mutilasi itu untuk menghilangkan jejak intinya itu ajah,,

dalam membunuh itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
- kamu harus tahu kebiasaan korbannya, jam biologisnya segalanya,,
- kamu harus tahu siapa oknum yang dekat dengan dia dan paling pertama merasa kehilangan bila dia mati
- buat alibi yang kuat untuk dirimu sendiri dan siapkan alasan yang membuat kerabat dekatnya tidak mencari cari,, kayak surat ingin menghilang, ingin pergi dari rumah,, dll...
- buang mayatnya di tempat yang tidak akan ketahuan,,
contoh pilihan tempat pembuangan mayat :
- kuburan yang baru digali dan baru diisi keesokan harinya
- laut lepas
- laut berarus ke dalam
- mutilasi korban, bagi dalam beberapa plastik biodegradable, kasih pemberat, jatuhkan di palung laut.

loh kok jadi ngajarin? hehe biar siap siap aja ente kalo perdana menteri israel atau menteri pertahanannya berkunjung ke korea,,

hehehe...
[kasyfi yang kebanyakan nonton serial Dexter]

Yudistira mengatakan...

@kasyfi
sepertinya udah berpengalaman ya? hehehehehe=D

No Limit

No Limit