Sabtu, 21 Agustus 2010

Puasa Merupakan Perintah Allah SWT Bagi Orang-orang Yang Beriman

Tidak terasa saat ini sudah memasuki hari ke-11 bulan Ramadhan 1431 H. Dan saatnya beberapa targetan ibadah Ramadhan perlu dievaluasi dan diusahakan untuk mencapai targetan tersebut.

Pada Ramadhan tahun lalu (1430 H), saya telah menulis kisah bekerja dan belajar di bulan Ramadhan di negeri Korea ( http://yudistira-himura-naruto.blogspot.com/2009/09/bekerja-dan-belajar-di-bulan-ramadhan.html ) dan juga pada saat sebelum belum Ramadhan ada tulisan tentang efek yang terjadi pada bulan Ramadhan dari segala aspek di Indonesia pada saat menghadapi ( http://yudistira-himura-naruto.blogspot.com/2009/08/efek-yang-terjadi-di-bulan-ramadhan.html ). Dari dua artikel tersebut merupakan suatu tulisan yang saya buat dengan lokasi yang berbeda yaitu di Korea dan di Indonesia. Saat ini, saya akan mencoba menulis kisah Ramadhan 1431 H tetapi lebih menggambarkan kisah yang saya hadapi syiar Islam di laboratorium saya.

Ramadhan tahun ini, saya memprediksikan akan memiliki masa yang terberat. Hal ini saya prediksikan karena adanya jadwal conference dan juga work shop yang akan diikuti oleh laboratorium saya jatuh pada minggu kedua Ramadhan. Seperti biasa, saya akan memprediksikan akatifitas selama masa tersebut (sekitar empat hari) akan memiliki jadwal yang padat mulai dari pagi sampai malam.

Di luar tentang jadwal kegiatan yang terjadi selama empat hari, yang menarik akan saya bahas adalah tentang diskusi saya dengan teman laboratorium saya tentang Ramadhan lebih tepatnya adalah tentang puasa. Kisah ini dimulai ketika kami mulai perjalanan dari kota Seoul menuju kota Busan. Sebelum melakukan perjalanan, saya ditawarkan oleh teman laboratorium saya satu bungkus roti dan dia juga meyakinkan saya bahwa ini tidak mengandung babi atau juga daging (saya terkenal di lab sebagai orang yang vegetarian soalnya di Korea, daging ayam, sapi, kambing, dan beberapa daging sembelihan yang lain dikategorikan haram karena sebagaimana diketahui cara sembelihannya tidak sesuai dengan ketentuan Islam. Silahkan dilihat Al-Maidah ayat 3). Saya menolak roti tersebut dengan alasan bahwa saya lagi puasa (red. fasting) tetapi istilah tersebut tidak terkenal bagi mereka dan akhirnya saya menggunakan istilah Ramadhan dan selanjutnya mereka tahu. Istilah Ramadhan ini lah yang menjadi istilah yang terkenal di lab saya untuk menggambarkan lagi puasa. Kadang kala saya juga agak kesulitan jika menjelaskan lagi puasa sunnah karena mereka akan berpikir akan saya lakukan bahwa akan dilakukan selama satu bulan. Tetapi ada beberapa teman lab saya sudah mengerti tentang puasa.

Saya pernah mencoba menjelaskan keuntungan Ramadhan secara ilmiah kepada teman lab saya sesuai dengan artikel yang saya tulis tahun lalu tentang efek yang terjadi di bulan Ramadhan dari segala aspek terutama saya jelaskan dalam aspek kesehatan. Tetapi mereka tetap tidak menerima penejelasan tersebut (apa mungkin saya harus mencari journal paper nya ya. Soalnya bicara di lingkungan akademik perlu referensinya..^^). Hal ini juga saya hadapi ketika saya katakan saya tidak bisa makan babi. Saya sudah berusaha menjelaskan bahwa babi itu hewan yang tidak bersih dan sebagainya. Tetapi tetap saja ada teman lab yang mengatakan itu ga benar (apa perlu cari journal paper nya ya..^^).

Ada hal yang menarik yang akan saya ceritakan tentang usaha saya menjelaskan alkohol itu diharamkan kepada pembimbing akademik dan penelitian saya. Pembimbing saya bertanya ke saya kenapa saya tidak mau minum alkohol. Saya menjelaskan dengan jelas bahwa alkohol itu merupakan minuman yang membuat kita tidak sadar dan tidak baik bagi kesehatan. Tetapi beliau bertanya kembali kalau kondisinya kita bisa mengendalikan minum alkoholnya sampai tidak mabuk seperti bagaimana kondisinya. Saya berpikir sesaat untuk mengingat kembali suatu nasehat seorang senior ketika saya masih di Bandung. Hal pertama yang seharusnya kita jawab ketika ada seseorang bertanya kenapa kamu harus melakukan sesuatu sesuai di Al-Qur'an adalah karena itu adalah perintah dari Allah dan selanjutnya kita bisa menjelaskan kebaikan ibadah yang kita lakukan. Dan akhirnya saya mengatakan kepada pembimbing saya bahwa di Al-Qur'an memerintahkan untuk tidak meminum alkohol dan selanjutnya beliau berhenti bertanya.

Nasehat senior saya tersebut cukup berkaitan dengan penjelasan dari Yusuf Qardhawi dalam buku Halal dan Haram. Yusuf Qardhawi menjelaskan bahwa segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT memiliki keburukan dan segala sesuatu yang dihalalkan oleh Allah SWT memiliki kebaikan bagi manusia (kecuali untuk kaum Yahudi, ada beberapa kebaikan menjadi haram buat mereka karena sebagai hukuman Allah SWT terhadap mereka). Hal ini sudah bisa dilihat bahwa beberapa hasil penemuan tentang sesuatu yang diharamkan oleh Allah memiliki keburukan misalnya bisa kita lihat bahwa sudah ada hasil penemuan bahwa babi itu memiliki cacing pitang dalam tubuhnya dan juga ada beberapa penemuan tentang keburukan yang terjadi pada babi (silahkan baca buku Halal dan Haram karangan Yusuf Qardhawi). Ada alasan yang cukup logis kenapa penjelasan pertama yang harus kita jawab adalah karena itu adalah perintah Allah dan jawaban selanjutnya dapat kita jelaskan secara ilmiahnya karena apabila kita menjelaskan secara ilmiah, maka manusia tersebut akan berusaha menghilangkan komponen yang dijelaskan secara ilmiah tersebut untuk merekayasa yang haram menjadi halal. Contoh kasusnya kalau kita katakan bahwa babi itu haram karena dalam babi itu ada cacing pitanya maka manusia akan mencoba menghilangkan cacing pitanya agar babi itu jadi halal. Hal ini terjadi pada kaum Yahudi ketika Allah memerintahkan kepada mereka untuk tidak memancing pada hari Sabtu tetapi mereka mencoba merekayasa perintah Allah dengan cara membuat lorong pada Jum'at malam dan selanjutnya agar ikan bisa masuk ke lorong tersebut agar ahad paginya mereka bisa ambil ikan tersebut. Kejadian ini merupakan suatu rekayasa yang telah terjadi dilakukan.

Terkait kembali lagi kepada puasa, sesungguhnya puasa ini merupakan perintah Allah kepada orang-orang yang beriman untuk melakukan puasa agar selanjutnya menjadi orang yang bertaqwa (Al-Baqarah ayat 183). Perintah puasa ini merupakan suatu perintah Allah yang dimana sebagai orang-orang yang beriman meyakini bahwa puasa ini merupakan suatu kebaikan bagi kita (silahkan baca di artikel saya tahun lalu pada bagian tentang efek yang terjadi pada bulan Ramadhan dari segala aspek. Di artikel tersebut ada beberapa efek kebaikan yang dibahas). Hal ini akan berbeda bagi orang-orang yang tidak beriman. Mereka akan berpikir bahwa puasa tersebut hanya suatu perbuatan menyiksa diri. Sesungguhnya sudah ada beberapa penelitian yang menjelaskan puasa ini merupakan suatu kebaikan bagi manusia. Tetapi kembali lagi kepada setiap manusia apakah meyakini bahwa perintah Allah adalah suatu kebaikan atau tidak (menerimanya atau memenolaknya). Semoga kita menjadi bagian orang-orang yang benar beriman kepada rukun iman, karena iman itu bukan lah hanya suatu logika (kutipan dari salah satu sinetron Ramadhan, "Islam KTP").
Allahuwa'alam

No Limit

No Limit