Kamis, 20 Agustus 2009

Efek yang Terjadi di Bulan Ramadhan dari Berbagai Aspek

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini kita mengerjakan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Pada bulan Ramadhan ini berbagai kejadian maupun keuntungan yang terjadi dari berbagai aspek. Kejadian yang terjadi merupakan tantangan yang dihadapi.

Puasa secara bahasa berarti menahan diri. Arti puasa secara istilah adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Makna menahan diri di sini tidak hanya menahan diri dari rasa lapar atau rasa haus belaka, tetapi menahan diri baik dalam mengendalikan nafsu maupun pikiran.

Puasa merupakan suatu kegiatan yang memberikan efek dari berbagai aspek terutama pada saat bulan Ramadhan. Aspek yang utama memberikan efek positif adalah aspek kesehatan.

Jika kita melihat puasa dari aspek kesehatan fisik maka kita dapat menduga ini berasal dari tidak makan setengah hari. Hal menarik ketika hidup di Negara yang tidak dominan beragama Islam, beberapa orang akan menanyakan kepada kita apakah kamu tidak mati kelaparan? Mereka akan berpikir puasa merupakan kegiatan menyiksa diri sendiri apalagi jika mereka tahu ga makan dan minum dari pagi sampai sore menjelang malam. Jika kita melihat berdasarkan aspek kesehatan bahwa puasa merupakan kegiatan yang baik. Dimana pada saat kita puasa alat pencernaan kita akan mengalami istirahat.

Orang yang berpuasa tidak makan dan minum sekitar 8-10 jam (kasus yang berbeda dihadapi kaum muslimin yang tinggal daerah subtropics yang bisa memakan waktu puasa sekitar 12 jam pada musim panas). dan itu tidak membahayakan kesehatan dan tidak menyebabkan dehidrasi yang buruk bagi tubuh manusia. Sebaliknya, dehidrasi ringan dan penyimpanan air dalam tubuh bisa meningkatkan kesempatan hidup. Dampak positif lainnya bagi tubuh, puasa bisa menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah. Itulah sebabnya, puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita penyakit diabetes, kegemukan dan darah tinggi. (sumber http://www.litbang.depkes.go.id )

Tetapi jika secara medis tidak memungkinkan berpuasa, maka sebaiknya kita tidak berpuasa. Apabila tidak bisa berpuasa pada bulan Ramadhan dikarenakan alas an tertentu, kita masih bisa menggantikan puasa tersebut pada hari yang lain, apabila masih tetap tidak bisa puasa lagi bisa diganti dengan bayar fidyah. Sesungguhnya Allah tidak memberatkan hambaNya.

Puasa juga memberikan efek terhadap kesehatan psikis kita. Berdasarkan pengertian puasa yaitu menahan diri, kita juga diwajibkan untuk menahan diri dari nafsu. Ramadhan merupakan waktu yang optimal menjalankan puasa selama sebulan penuh. Selama sebulan penuh jika kita menjalankan puasa secara yang benar yaitu menjalankan puasa berdasarkan definisi utuh maka kita akan mendapatkan kesehatan secara psikis. Dimana pada saat puasa kita mengendalikan nafsu baik nafsu amarah, nafsu syahwat, nafsu makan, nafsu untuk mendapatkan sesuatu dll. Mengendalikan di sini bukan berarti meninggalkan atau tidak melakukan tetapi melakukan sesuatu berdasarkan hak dan ukurannya. Dengan melatih diri kita dalam mengendalikan diri selama sebulan penuh maka jiwa orang berpuasa akan memiliki jiwa yang arif, dia akan melakukan sesuatu berdasrakan kadar kebaikan buat dirinya dan bagi orang sekitar. Umat Islam senantiasa mengingat nasehat Nabi Muhammad SAW yang mengatakan, “Jika sesesorang menghujatmu atau menyulut emosimu, katakanlah bahwa saya sedang berpuasa.”

Dari aspek kepekaan social, puasa memberikan rasa empati bagi rakyat yang tidak sejahtera. Makna puasa ini bisa membuat orang yang kaya merasakan penderitaan orang miskin. Hal ini dapat dirasakan bahwa pada menjalankan puasa setiap manusia akan merasakan kondisi yang sama pada siang hari yaitu kondisi menahan lapar. Bisa kita perhatikan pada saat menjalankan puasa dapat mengurangi kesenjangan social antar si kaya dan si miskin.

Dari aspek rasa kekeluargaan terasa juga efek yang diberikan pada bulan Ramadhan. Pada bulan Ramadhan ibadah yang menjadi langganan umat muslim adalah ibadah shalat Tarawih berjama’ah. Pada saat menjalankan ibadah shalat berjama’ah biasanya penduduk di suatu daerah akan beramai-ramai dating ke mesjid untuk menuaikan ibadah shalat Tarawih berjama’ah. Nah, dengan berkumpulnya warga di mesjid maka bisa dimanfaatkan sebagai ajang silaturahim. Oleh karena itu rasa kekeluargaan bisa ditingkatkan dengan memanfaatkan momen silaturahim di mesjid. Selain itu rasa saling berbagi iftar bersama di mesjid juga terasa. Hal ini dapat terlihat dengan membuat jadwal pemberian iftar bersama di mesjid yang dilakukan oleh DKM mesjid. Hal yang terpenting adalah bagaiman memanfaatkan momen silaturahim di mesjid ini sebagai momen untuk mempererat rasa kedekatan.

Yang cukup menarik fenomena yang sering muncul di bulan Ramadhan pada aspek ekonomi. Fenomena tersebut adalah lonjakan harga-harga pada saat bulan Ramadhan. Berdasarkan teori ekonomi , harga akan naik apabila permintaan naik tetapi penwaran dalam jumlah sedikit. Dan pada teori ini diharapkan harga muncul pada kondisi equilibrium (bisa dilihat pada Gambar 1.).


Gambar 1. Kurva Permintaan dan Penawaran

Pada aspek ekonomi inilah menjadi tantangan bagi para peneliti di bidang ekonomi untuk menciptakan teori baru. Teori seperti ini bisa membuat pedagang berlaku curang dengan cara menimbum barang-barang sampai bulan Ramadhan barang tersebut akan dijual. Dalam kondisi ini pedagang melihat suatu peluang mendapat keuntungan jika barang-barangnya dijual pada saat bualn Ramadhan (terutama sembako) karena pedagang sudah memprediksi bahwa permintaan pada bulan Ramadhan akan meningkat. Untuk mengantisipasi kondisi ini, peran pemerintah juga diharapkan menjadi pihak yang bisa mengendalikan teori ekonomi ini.

Pada aspek teknologi yang menjadi tantangan para ilmuwan adalah bagaimana caranya menentukan awal Ramadhan dan tanggal 1 Syawal. Ini merupakan isu setiap tahun dalam penentuan jadwal Ramadhan. Dalam buku “Rukyah dengan teknologi: Upaya Mencari Kesamaan Pandangan tentang Penentuan Awal Ramadhan dan Syawal”, Dr. Ir. S. Farid Ruskanda, M.Sc mengungkapkan ada berbagai alternatif teknologi untuk pengamatan (rukyah) bulan sabit (hilal) yang menandai awal dari bulan pada tahun qamariah secara objektif. Pengamatan objektif dilakukan melalui instrument observasi dan dapat direkam serta dipancar-luaskan. Alternatif pertama adalah perangkat teleskop kamera video untuk cahaya tampak; kedua, perangkat untuk inframerah untuk penyinaran bulan dengan laser secara aktif; dan keempat dengan menggunakan perangkat radar.

Selanjutnya Dr. Ir. S. Farid Ruskanda, M.Sc menjelaskan bahwa ketiga alternatif pertama, yang menggunakan teknologi optoelektronik, praktis tak dapat mengatasi kendala cuaca (awan dan sebagainya) sedangkan pilihan keempat, menggunakan gelombang mikro, berpotensi untuk mengatasi masalah cuaca tersebut.

Selanjutnya aspek transportasi, akhir ramadhan merupakan puncak arus penggunaan transportasi untuk mudik. Transportasi yang padat hampir semua transportasi yaitu transportasi melalui darat, laut dan juga udara. Yang menjadi isu di aspek ini adalah bagaiman cara untuk mengatur semua sarana transportasi bisa mengurangi tingkat kecelakaan.

Dari uraian di atas, bulan Ramaadhan memberikan efek yang dahsyat bagi diri kita terutama dalam aspek kesehatan, social dan kekeluargaan. Semoga Ramadhan yang kita hadapi merupakan Ramadhan yang lebih baik dari sebelumnya.


Hadi Teguh Yudistira

Anggota Bidang Riset & Kompetisi MITI-Mahasiswa

Mohon maaf lahir dan batin untuk menyambut bulan Ramadhan 1430 H

Assalamu'alaikum Wr.Wb,
Ramadhan hanya tinggal beberapa hari lagi, pintu bulan yang penuh berkah ini sudah terlihat jelas. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat baik. Bulan yang dimana Al-Qur'an diturunkan serta terdapat malam lailatul Qadr.
Marilah sebelum memasuki bulan yang penuh berkah ini dengan saling memaafkan agar ibadah shaum di bulan Ramadhan dapat dilaksanakan dengan hikmah.

Ada sebuah film karton yang menarik tentang puasa.. silahkan lihat di Upin dan Ipin

No Limit

No Limit